
Peresmian PGN-KB oleh Kang DS: Kolaborasi Dakwah & Pendidikan di Kabupaten Bandung
“Guru ngaji adalah fondasi karakter bangsa. Kita harus dukung sepenuh hati.” — Kang DS (H. Dadang Supriatna), Bupati Bandung
Fakta Singkat:
-
Lokasi: Bale Rame Soreang, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung
-
Waktu: 31 Juli 2025
-
Tokoh/Kontributor: Bupati Bandung Kang DS, H. Uya Mulyana (Ketua PGN-KB), Tokoh Guru Ngaji Se-Bandung
-
Dokumentasi: Galeri Resmi Peresmian PGN-KB
Momen Bersejarah: Lahirnya PGN-KB
Hari itu, aula Bale Rame penuh sesak. Para guru ngaji, tokoh masyarakat, dan relawan dakwah dari berbagai kampung berkumpul. Acara resmi peluncuran Persatuan Guru Ngaji Kabupaten Bandung (PGN-KB) menjadi tonggak baru bagi gerakan dakwah dan pemberdayaan keagamaan di Bandung.
Dengan semangat “Bandung Bedas”, Bupati H. Dadang Supriatna (Kang DS) secara simbolis meresmikan PGN-KB sebagai mitra strategis pemerintah dalam membina akhlak dan literasi Qurani masyarakat.
Visi Sinergi PGN-KB & Pemkab Bandung
Dalam sambutannya, Kang DS menegaskan:
“PGN-KB ini bukan sekadar organisasi. Ini gerakan. Gerakan moral, gerakan sosial, dan gerakan spiritual.”
PGN-KB mendapat dukungan penuh untuk:
-
Pelatihan berkala guru ngaji
-
Bantuan sarana musala/madrasah kampung
-
Penyediaan insentif atau stimulan untuk pengajar nonformal
-
Kolaborasi program keagamaan lintas kecamatan
Peran Nyata di Masyarakat
H. Uya Mulyana, Ketua PGN-KB, menyampaikan:
“Kita ingin menjadikan guru ngaji bukan hanya mengajar, tapi menggerakkan—dari musala, dari kampung, dari nurani.”
Ia juga mengajak seluruh elemen untuk berperan:
-
Relawan: bantu dokumentasi, publikasi, atau pelatihan
-
Donatur: bantu perlengkapan belajar, kitab, alat ngaji
-
Pemerintah desa: fasilitasi tempat dan akses program
Ajakan & Harapan
Peresmian ini bukanlah akhir, tapi awal. PGN-KB akan turun ke kampung-kampung — dari Cibiru hingga Ciwidey, dari Nagreg hingga Pangalengan — membawa semangat dakwah yang membumi.
Mari bergabung dalam gerakan ini:
Formulir Relawan PGN-KB | Donasi untuk Guru Ngaji
Karena mendukung guru ngaji, artinya menanamkan cahaya ke generasi mendatang.
Artikel Terkait
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Kajian Ahad Pagi di Kampung Cibuntu: Menguatkan Iman dari Mushola Kecil
“Kalau bukan dari sini, dari kampung, dari mushola, dari guru ngaji... dari mana lagi cahaya ilmu itu akan menyala?” — Ustaz Deni, pengampu kajian Fakta Singkat
Pelatihan Majelis Taklim Perempuan di Kampung Cikoneng: Ibu-Ibu yang Tak Lagi Diam
“Kami mungkin bukan ustazah besar, tapi kami ingin paham agama, biar bisa jadi cahaya buat anak dan keluarga.” — Ibu Yayah, peserta pelatihan Fakta Singkat:
Santri Mengajar di Kampung Cipacing: Dari Pondok Menuju Pelosok
“Ilmu itu bukan buat disimpan di rak kitab, tapi ditanam di hati-hati yang haus akan kebenaran.” — Ustaz Salman, Koordinator Program Santri Mengajar PGN Cipacing